Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia akan ‘diserang’ cuaca panas atau El Nino. Kemungkinan besar, El Nino mulai terjadi pada Agustus 2023 mendatang.
Menurut Luhut seperti kejadian sebelumnya di tahun 2015 El Nino memberikan dampak buruk bagi Indonesia. Salah satunya adalah kekeringan luas dan juga terjadinya kebakaran hutan di beberapa daerah.
“Belajar dari pengalaman tahun 2015 lalu yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas dan juga kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah,” ungkap Luhut via akun Instagram resminya, Minggu (30/4/2023).
Luhut bilang hal ini tentunya berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan berdasarkan data IMF. Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan.
Dia menjelaskan ini terjadi karena diperkirakan 41% lahan padi mengalami kekeringan ekstrim di tahun tersebut. Data World Food Programme bahkan menyebut bahwa 3 dari 5 rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan, dan 1 dari 5 rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.
Untuk itu, kami akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun,” ujarnya.
Luhut pun meminta seluruh Kementerian/Lembaga terkait juga Pemerintah Daerah untuk mulai bersiap sejak dini, memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk 8 tahun lalu tidak terulang kembali. Setidaknya Luhut berharap Indonesia bisa menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino.
“Mari kita semua tetap waspada dan saling menjaga di masa masa sulit seperti ini sehingga kerugian yang terjadi akibat peralihan cuaca bisa kita reduksi bersama demi kemaslahatan masyarakat Indonesia seluruhnya,” tutupnya.