Setiap orang tentu memiliki cita-cita di masa tua untuk bisa hidup dengan damai dan tenang, serta mampu melakukan apa yang selalu dia inginkan.
Tapi sering kali kali, ekspektasi hidup di masa tua jauh dari realita. Postingan akun @Midjan_La_2 pada 26 April lalu menunjukkan peristiwa miris yang dialami pria berusia 51 tahun, bernama Toto Daryanto.
Walaupun usianya sudah memasuki awal kepala lima, Toto yang lumpuh justru dibuang oleh anak kandungnya sendiri.
Impian merdeka finansial di usia tua tentu hanya bisa digapai pemahaman finansial yang baik, serta dana pensiun yang bisa mencukupi kebutuhannya di masa tua tanpa mengandalkan anak-anaknya.
Tanpa hal tersebut, maka bisa saja seorang lansia mengalami hal ini di masa tuanya.
Tetap banting tulang cari nafkah
Investor kondang yang masuk ke daftar orang terkaya di dunia versi Forbes, Warren Buffett, mengatakan bahwa, “Jika Anda tidak tahu bagaimana cara mendapatkan uang saat Anda tertidur pulas, maka Anda akan terus bekerja sampai wafat.”
Tanpa adanya pemahaman yang baik seputar manajemen keuangan personal, proteksi, dan investasi, maka sangat mungkin seseorang bekerja hingga akhir hayatnya demi memenuhi kebutuhan pokok untuk dirinya sendiri maupun keluarga.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2022, penduduk lanjut usia (lansia) yang bekerja meningkat dalam satu dekade terakhir dan persentasenya mencapai 52,55% pada 2022.
Jika dilihat dari wilayahnya, persentase lansia bekerja tertinggi ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai 66,53%, diikuti oleh Papua dengan nilai 61,7% dan Lampung di 58,05%.
Rata-rata lansia yang bekerja memiliki penghasilan yang cukup rendah. Menurut BPS, nilainya hanya sebesar Rp1,62 juta setiap bulannya pada 2022.
Jumlah itu berada di bawah rata-rata upah pekerja di dalam negeri yang sebesar Rp3,07 juta per bulan pada Agustus 2022.
Terserang penyakit kritis
Secara biologis, lansia memang mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya yang makin lemah seiring dengan berjalannya waktu. Di samping itu, inflasi atau kenaikan terhadap biaya medis di Indonesia juga cukup tinggi.
Data dari Mercers Marsh Benefit menyebutkan bahwa tren kenaikan biaya medis di Indonesia diprediksi bisa mencapai 13,6% di tahun 2023.
Hal itu menunjukkan bahwa pengeluaran akan pengobatan di hari tua bisa melonjak dengan sangat tinggi. Penting sekali bagi Anda untuk mempersiapkan hal ini dengan memiliki jaminan kesehatan jauh-jauh hari.
Terlantar
Adapun hal yang bisa membuat seorang lansia menjadi terlantar bisa disebabkan dari berbagai faktor, bisa saja karena faktor ekonomi atau faktor keluarga.
Menurut Permensos RI No. 9 tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial di daerah Provinsi dan di daerah Kabupaten/Kota, lansia terlantar merupakan salah satu dari penerima sasaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari pemerintah.
Walaupun ada penanganan dari pemerintah, tapi kalau dipikir-pikir apakah kita mau hidup terlantar? Kita tentu mendambakan masa tua dengan kualitas hidup yang baik.