Parah! AS Gali-Tutup Lubang, Utang Menggunung Rp 460.000 T

A tattered U.S. flag whips in a heavy wind on Sunday, April 19, 2020, in Dawson, Ga. (AP Photo/Brynn Anderson)

Isu Amerika Serikat (AS) terancam mengalami gagal bayar (default) kembali menyeruak ke publik. Menteri Keuangan AS Janet Yellen sudah sejak tahun lalu memperingatkan hal tersebut, dan kembali ditegaskan pekan ini, dampaknya juga akan sangat buruk.

“Kegagalan utang kami akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan,” kata Yellen kepada anggota Kamar Dagang Metropolitan Sacramento, Selasa (25/4/2023).

“Kegagalan akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal,” tuturnya, dikutip dari Reuters.

Dari tahun ke tahun, jumlah utang Negara Adikuasa memang terus meningkat, disebabkan defisit fiskal yang terus membengkak, dan semakin terakselerasi memasuki abad 21.

Jika melihat ke belakang, Amerika Serikat tidak pernah lagi mencatat surplus anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sejak 1957. Amerika Serikat saat itu dipimpin Presiden Dwight Eisenhower, dan mencatat surplus sebesar US$ 2,2 miliar.

Sejak saat itu, Amerika Serikat terus mengalami defisit APBN. Artinya, untuk membiayai belanja perlu menambah utang melalui penerbitan Treasury misalnya. Pembayaran bunga utang yang ada sebelumnya juga dilakukan dengan menerbitkan surat uang lagi, begitu seterusnya, gali lubang tutup lubang hingga akhirnya menumpuk.

Utang Amerika Serikat menembus US$ 31 triliun atau sekitar Rp 460.000 triliun (kurs Rp 14.900/US$) untuk pertama kali dalam sejarah pada Oktober tahun lalu.

Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan per 31 Maret utang Amerika Serikat menembus US$ 31,45 triliun, menjadi yang terbesar di dunia.

Akibat terus membengkak, masalah pagu utang berulang kali terjadi di Amerika Serikat. Perdebatan masalah ini pun kerap terjadi di Parlemen di AS (Kongres). Kali terakhir pagu ini dinaikkan pada Desember 2021 sebesar US$ 2,5 triliun menjadi US$ 31,4 triliun.

Artinya batas utang tersebut sudah dicapai, dan Kementerian Keuangan AS tidak bisa lagi menerbitkan obligasi untuk membiayai belanja.

Pemerintah AS harus mengurangi belanjanya, memilih mana yang harus dipenuhi, membayar gaji pegawai negeri, manfaat Jaminan Sosial, atau bunga utang. Jika pemerintah AS memilih tidak membayar bunga utang, maka disebut default.

Namun, untuk diketahui sepanjang sejarah modern Amerika Serikat tidak pernah mengalami gagal bayar. Jika sampai terjadi, maka dampaknya akan parah.

Yellen memperingatkan bahwa kegagalan Kongres untuk menaikkan pagu utang yang menyebabkan gagal bayar akan memicu “malapetaka ekonomi”, suku bunga lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*